Senin, 04 Mei 2009

Makna Romantisme

Oleh Ustadz Abu Umar Basyir
dalam bukunya "Sutra Romantika"

Romantisme adalah sebuah proses alami yang juga membutuhkan upaya, bagaimana suatu hubungan cinta kasih pasutri dimulai. Saat itu kita mengharapkan pasangan kita memberi cindera mata, oleh-oleh usai berpergian, berbagi perhatian dan kasih sayang, mengumbar bujuk rayu dengan kalimat mendayu-dayu, dan lain-lain. Tetapi terkadang, rasa romantis pun bisa pudar, hal ini terjadi begitu sering, yang nampak seperti biasa dan alamiah. Tetapi mengapa? Bukankah kita semua-pria,-wanita memipikan suatu hubungan cinta yang abadi? Bukankah kita berada dalam suatu hubungan dengan mengharapkan bahwa ia akan menjadi orang yang mencintai seumur hidup? Tentu, selama agama dan keyakinan kita satu. Salahkah bila rasa romantis mulai pudar? Tidakkah kita merasa salah saat kita tidak menginginkan untuk menghabiskan waktu bersama suamii atau isteri kita? Kenapa kita tidak lagi penuh perhatian dan berpikiran sehat? Salahkah saat pasangan kita tidak lagi melakukan hal-hal yang menyenangkan kita? Hal ini bukan bersifat alamiah jika suatu romantisme mati dalam suatu hubungan. Bukankah romantisme merupakan suatu cara kita menghormati, menghargai dan mencintai masing masinng? ketika suatu Romantismme akan pudar, hal ini memberitahukan kita bahwa perasaan kita masing-masing akan mulai pudar juga.

Catatlah, bahwa RAsululloh Sholollahu 'Alaihi Wassalam adalah pribadi yang penuh berkah, memiliki berbagai sifat keutamaan, termasuk sifat romantisme yang sungguh memikat. Beliau menghormati dan memuliakan para isteri beliau, karena memang beliau begitu menghargai dan memuliakan makhluk Alloh yang bernama 'wanita', dalam makna yang demikian agung dan mulia.

Anas menceritakan, "Nabi Sholollohu 'Alaihi Wassalam melihat beberapa orang perempuan dan anak-anak datang dari suatu pesta perkawinan, lalu beliau berdiri menyambut kedatangan mereka. Beliau berkata,' Ya Alloh, kalian adalah termasuk golongan manusia yang paling aku senangi.' Ucapan tersebut beliau katakan sebanyak tiga kali."
(Bukhori, kitab Manaqib, Bab ucapan Nabi Sholollahu "alaihi Wasslam kepada orang Anshor, 'Kalian adalah Termasuk Orang yang Paling Aku Cintai'. jilid 8, hal. 114. Muslim, Kitab Keutamaan-Keutamaan Para Sahabat, Bab "Diantara Keutamaan Orang Anshor", jilid 7, hal. 174.)

Anas bin MAlik Rodhiyallohu'anhhu berkata,"Seseorang wanita kaum Anshor datang menemui Rosululloh Solollohu "alaihi Wassalam sambil menggendong bayinya. Rosululloh Sholollohu 'Alaihi Wassalam berbincang-bincang dengannya, kemudian berkata, "Demi yang jiwaku berada dalam genggamanNya, kalian adalah orang-orang yang paling aku cintai," Beliau mengulangi ucapannya dua kali. (Diriwayatkan An-Nasai dalam Isyratun Nisa', Bab "Seorang Suami Mengajak Isterinya Berlomba Lari", Hadits no. 58

Tidak ada komentar:

Posting Komentar